Senin, 28 Desember 2015

Paceklik Awal Tahun semakin Panjang

KETAHANAN pangan Indonesia akan langsung mendapat ujian di bulan-bulan awal 2016. Yang menjadi penyebab ialah masa panen raya yang diprediksi mundur satu hingga dua bulan sebagai akibat dari terlambatnya musim hujan tahun ini.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan sawah di Indonesia merupakan tadah hujan yang sistem pengairannya sangat mengandalkan curah hujan. Bukan sawah irigasi teknis. "Maka, pada saat (musim) hujan mundur, panen ikut mundur," ujarnya kepada Media Indonesia, kemarin.

Dampaknya cukup mengkhawatirkan. Mundurnya panen akan berakibat musim paceklik pada awal tahun menjadi semakin panjang. Menurut Djarot, mundurnya musim tanam yang berdampak ke musim panen juga akan menimbulkan gap produksi dengan konsumsi.

Masa paceklik diperkirakan berlangsung pada periode Januari-Maret sehingga puncak masalah amat mungkin terjadi pada Februari hingga Maret. Djarot pun menargetkan pengadaan cadangan beras harus dapat memenuhi kebutuhan selama periode puncak tersebut.

Saat dihubungi terpisah, pengamat ekonomi pertanian Bustanul Arifin meminta agar konsekuensi dari mundurnya musim hujan yang berdampak ke musim tanam dan panen diperhatikan serius. Pemerintah, kata dia, mesti mempertahankan jumlah produksi pertanian agar ketahanan tetap terjaga.

"Pemangku kepentingan harus mengantisipasi naiknya harga beras sebagai potensi mundurnya masa panen dengan terus menjaga pasokan," tegasnya.

Terkait dengan itu, Bustanul mengingatkan supaya Perum Bulog mampu memaksimalkan perannya sebagai representasi pemerintah dengan fungsi manajemen stok ataupun operasi pasar.

Senada, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyebut fungsi Bulog sebagai penyangga pangan harus dimaksimalkan dengan cara mengumpulkan seluruh produksi yang tidak merata karena perbedaan masa tanam dan panen.

Ia mencatat, saat ini ada sebagian wilayah sudah memulai masa tanam karena telah memasuki periode musim hujan. Sebagian daerah lain belum memulai aktivitas karena masih kemarau.

Lebih jauh, Henry meminta pemerintah memperbaiki atau memaksimalkan data, baik itu konsumsi maupun kategori lahan. Alhasil kegiatan spekulasi pun bisa ditekan.

Stok 1,2 juta ton 

 
Di sisi lain, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina memastikan bahwa kondisi stok barang kebutuhan pokok termasuk beras relatif aman. "Stok beras di Bulog untuk PSO saat ini sekitar 1,2 juta ton yang masih mencukupi untuk empat bulan ke depan," tukas Srie di Kupang, NTT, kemarin.

Bulog sendiri, menurut Djarot Kusumayakti, tak menampik adanya kemungkinan ketika pasokan berkurang, harga beras akan naik sehingga menyulitkan masyarakat maupun Bulog dalam menyerap beras.

"Kalau itu yang terjadi, Bulog akan melaporkannya kepada regulator untuk segera disikapi dengan keputusan. Setiap keadaan harus menjadi indikator untuk menghindari keterlambatan sikap (pemerintah)," tegasnya.

http://mediaindonesia.com/mipagi/read/18210/Paceklik-Awal-Tahun-semakin-Panjang/2015/12/28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar