Rabu, 02 Desember 2015

Bulog Siapkan 100.000 Ton Beras

Operasi Pasar Diadakan di Sejumlah Daerah

 Perum Bulog menyiapkan 100.000 ton beras untuk operasi pasar di daerah-daerah yang harga berasnya cenderung naik. Perum Bulog juga akan melibatkan pedagang pasar untuk menyalurkan beras dengan harga eceran Rp 8.300 per kilogram. Operasi pasar akan dilakukan hingga Januari 2016.

Direktur Komersial Perum Bulog Fadzri Sentosa kepada Kompas, Selasa (1/12), di Jakarta, mengatakan, operasi pasar (OP) dilaksanakan di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang harga beras cenderung naik. Daerah-daerah itu antara lain Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Kalimantan, dan Sulawesi.

Perum Bulog menargetkan akan mendistribusikan 100.000 ton hingga akhir Desember 2015 atau Januari 2016 sampai terlihat ada kestabilan harga. Apabila masih belum stabil dan OP masih diperlukan, Bulog siap menambah.

"Untuk Jakarta, kami akan bekerja sama dengan pedagang pasar melalui PD Pasar Jaya. Selain itu, kami menyalurkan juga melalui saluran mitra. Kami juga akan mendistribusikan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIC) seharga Rp 8.300 per kg dengan kemasan 5 kg dan 50 kg melalui pedagang di sana," kata Fadzri.

Berdasarkan data Perum Bulog, stok beras yang dimiliki Bulog sebanyak 1,3 juta ton. Adapun stok beras impor yang telah datang dari Vietnam sebanyak 227.000 ton dari total 1 juta ton.

Sementara itu, pedagang beras di PIBC, Jakarta, meminta Perum Bulog menggelar operasi pasar (OP) di pasar yang menjadi pusat beras tersebut. Pedagang telah meminta agar Bulog memasok beras sebanyak 7.200 ton.

Ketua Persatuan Pedagang Beras dan Penggilingan Padi (Perpadi) DKI Jakarta Nellys Soekidi mengemukakan, pasokan beras di PIBC, yaitu rata-rata 3.000 ton per hari. Hanya saat ini stok yang langka adalah beras murah atau beras IR 64 kualitas III.

Kalaupun ada, jumlahnya terbatas dan harganya Rp 8.900 per kg-Rp 9.000 per kg. Padahal, harga normal beras tersebut Rp 8.300 per kg-Rp 8.500 per kg.

"Kelangkaan beras tersebut menyebabkan harga beras medium terkerek tinggi, yaitu menjadi di atas Rp 9.500 per kg. Agar tidak berlarut-larut, Bulog perlu memasok beras sebagai pengganti beras kelas murah tersebut," ujarnya.

Menurut Nellys, pasokan 7.200 ton itu bisa untuk seminggu lebih. Pasokan itu nantinya akan dibagi kepada lebih kurang 300 pedagang beras PIBC untuk dijual dengan harga Rp 8.300 per kg. "Kami akan memasang spanduk penjualan harga beras OP dari Bulog tersebut agar para pembeli tahu," katanya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengemukakan, Ikappi melihat stok di PIBC masih ada dan stabil. Meskipun begitu, harga beras masih tinggi.
"Kami masih mendalami apakah ada permainan pedagang dalam kenaikan harga beras tersebut," ujarnya.

OP, lanjutnya, juga belum efektif menurunkan harga beras. Hal itu terjadi karena OP dilakukan di luar pasar. Bulog perlu memasukkan beras kepada pedagang, bukan kepada masyarakat umum.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Thomas Lembong telah mengeluarkan surat yang mengintruksikan Perum Bulog menggelar OP. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan harga beras medium di pasar yang saat ini rata-rata nasionalnya menembus Rp 10.620 per kg.

Sejak pekan kemarin, Bulog telah melakukan OP. Namun, OP masih belum merata dan jumlah beras OP yang didistribusikan masih sedikit sehingga harga belum turun.

Sinyal spekulasi

Di tempat terpisah, pengamat pertanian yang juga mantan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Siswono Yudo Husodo mengatakan, lonjakan harga beras yang terjadi sekarang akibat Perum Bulog yang tidak mampu menjadi stabilisator harga beras.

Sepanjang 2015 pengadaan beras Bulog rendah. Fakta itu memberi sinyal pada para pelaku pasar untuk berspekulasi.

Apabila pengadaan beras Bulog tinggi, spekulasi akan berkurang. Pelaku pasar akan memperhitungkan kemampuan Bulog dalam menjaga harga.

Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap musim paceklik atau pada November-Desember harga beras naik. "Yang mengherankan negara tidak pernah belajar dari kondisi masa lalu dan kondisi ini terus berulang," katanya. Kondisi itu harusnya bisa diantisipasi dengan membuat kebijakan yang tepat. 

http://print.kompas.com/baca/2015/12/02/Bulog-Siapkan-100-000-Ton-Beras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar