Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan akan ada stok
beras impor tambahan pada awal tahun depan. Tambahan pasokan beras impor
itu untuk mengantisipasi beras dari sawah tadah hujan yang diperkirakan
baru panen besar pada April 2016.
"Pengiriman impor yang belum masuk kan ada 800 ribu lagi, tapi ada pemakaian Januari hingga Maret yang harus di-manage dengan baik," kata Djarot saat dihubungi Tempo hari ini, 13 Desember 2015.
Djarot menjelaskan, dengan adanya El-Nino sawah nonirigasi kemungkinan
besar baru dapat menanam pada Desember. Ia memperkirakan panen besar
baru dapat dilakukan pada April mendatang. Oleh karena itu, pengelolaan
distribusi beras perlu dilakukan dengan baik selama jeda waktu Januari
hingga Maret.
Menurut Djarot, saat ini Bulog masih mengantongi
stok beras 1,2 juta ton. Ia memprediksi stok ini akan dipakai hingga
menyisihkan lebih-kurang 500 ribu ton. Stok ini ditambah dengan stok 700
ribu ton beras impor yang ditargetkan akan dikirimkan semua pada akhir
tahun ini.
Saat ini memang baru 350 ribu ton beras yang sudah
terealisasi. Djarot mengatakan jika 700 ribu ton beras impor dari
Vietnam ini terealisasi, akan meningkatkan stok dalam negeri.
Apabila ditotal, Djarot mengatakan akan ada stok 1,2 juta ton beras
untuk stok Januari hingga Maret mendatang. Hal ini akan ditambah dengan
impor beras 800 ribu ton dari Thailand dan Vietnam yang akan dikirim
berangsur-angsur selama Januari hingga Maret.
Djarot mengakui
data produksi di masing-masing daerah yang minim memang menyulitkan
Bulog untuk melakukan pengelolaan yang maksimal. Oleh karena itu, Bulog
juga akan melakukan pemantauan berdasarkan harga pasar.
Djarot
mencatat telah terjadi pergerakan harga hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Bulog juga telah melakukan intervensi pasar dalam rangka
mengantisipasi lonjakan harga di daerah.
http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/12/13/090727347/bulog-gerojok-800-ribu-ton-beras-impor-awal-tahun-depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar