Perum Bulog menyatakan telah melakukan antisipasi guna menghadapi musim paceklik yang diprediksi akan terjadi awal tahun 2016.
Kendati saat ini hujan telah turun, para ahli menyebut hal ini belum
menunjukkan akhir El Nino, sehingga tidak tertutup kemungkinan di bulan
Januari- Februari hujan akan kembali berhenti. ”Kalau itu sampai
terjadi, musim tanam di awal 2016 akan terganggu, dampaknya musim panen
pada awal tahun depan juga terganggu akibat mundurnya musim tanam pada
Oktober 2015 yang terkena dampak El Nino sehingga musim paceklik pada
2016 bisa lebih panjang,” ujar Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti di
Jakarta, kemarin.
Karena itu, kata Djarot, Bulog melakukan antisipasi terjadinya
kekurangan pasokan beras dengan menggelontorkan stok beras PSO, beras
komersial, dan beras impor dari Vietnam. Pasokan beras menurutnya dapat
diamankan hingga musim panen pada April-Juli 2016, sehingga masyarakat
tidak perlu khawatir akan kekurangan beras di pasaran.
”Kami siap menghadapi itu (paceklik di awal 2016). Baik menggunakan
(beras) PSO, beras komersial, maupun beras impor yang masuk. Asal tidak
ada panic buying, segala sesuatu aman sampai panen yang akan datang,”
tegasnya. Djarot menyatakan, pihaknya telah membuat perhitungan matang
untuk stabilisasi harga beras.
Selain itu pihaknya akan bekerja sama dengan para pedagang untuk operasi
pasar (OP) untuk menjaga harga beras yang telah disepakati. Sementara
itu, sejak 7 November 2015 lalu sampai saat ini, sebanyak 227.000 ton
beras impor asal Vietnam telah masuk ke Indonesia dari total beras yang
dipesan mencapai 1 juta ton.
Namun, imbuhnya, beras Vietnam ini tidak bisa segera didistribusikan
Bulog ke berbagai daerah di Indonesia karena keterbatasan infrastruktur
dan kapasitas kapal. ”Beras itu menggerakkannya tidak gampang, ada
hubungannya dengan loading capacity, dengan bongkar muat,” tuturnya.
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=2&n=3&date=2015-11-30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar