Perum Bulog menyatakan bahwa 250.000-300.000 ton beras impor asal Vietnam masuk ke Indonesia sepanjang bulan ini.
Beras medium sebanyak itu mencapai 17-20 persen dari total izin impor
beras yang diberikan pemerintah kepada Perum Bulog sebanyak 1,5 juta
ton.
Impor dilakukan guna memperkuat cadangan beras nasional seiring
bertambahnya masa paceklik 2015-2016 menjadi empat bulan dari kondisi
normal hanya dua bulan.
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu, mengungkapkan, pemerintah telah melakukan nota kesepahaman tingkat government to government
(g to g) dengan empat negara produsen beras, yakni Vietnam, Thailand,
Myanmar, dan Kamboja. Berpedoman dari itu, Bulog melakukan seleksi
dengan melihat ketersediaan dan competitiveness harga.
“Impor dalam proses pengapalan, bulan ini datang 250.000-300.000 ton
dari Vietnam, prosesnya bertahap,” kata Wahyu, ketika dihubungi Investor Daily di Jakarta, Minggu (1/11).
Menurut Wahyu, beras tersebut akan masuk ke gudang Bulog sebagai
cadangan guna memperkuat stok beras Bulog, di antaranya digunakan untuk
beras bagi keluarga sejahtera (rastra).
Mesti tidak wajib mengacu ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP),
Bulog mengupayakan agar harga beras impor saat sampai di Indonesia
tidak akan melebihi HPP beras Rp 7.300 per kilogram (kg).
“Harga beras di pasar internasional sekarang bergerak naik karena
negara konsumen seperti Filipina dan Tiongkok juga mencari untuk perkuat
cadangannya, sama seperti Indonesia yang mempertimbangkan faktor
kemarau/El Nino. Harga saat ini US$ 350-400 per ton (FOB/harga di lokasi
penjual),” ujar dia.
Lebih jauh, Wahyu, mengatakan, per Sabtu (31/10), pengadaan beras
domestik oleh Perum Bulog mencapai 2,5 juta ton dengan penyerapan beras
petani sebanyak 6.000-7.000 ton per hari. Stok di gudang Bulog hampir 2
juta ton setara beras. Dari sisi ketersediaan, stok beras nasional
tersebut dalam posisi aman.
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) juga
mencapai 300.000-400.000 ton atau mencukupi.
“Pengadaan beras dalam negeri mencapai 2,5 juta ton, kami terus
lakukan penyerapan beras petani, per hari kami serap 6.000-7.000 ton,”
jelas Wahyu.
Meski dalam posisi aman, kata Wahyu, dalam melihat pasokan beras
nasional, tidaklah cukup dengan melihat kecukupan pasokan saat ini, tapi
juga melihat beberapa bulan ke depan. Hingga saat ini belum ada
tanda-tanda turun hujan.
Dalam kondisi normal, hujan mulai turun pada September dan musim
tanam dimulai Oktober untuk masa panen mulai Februari-Maret-April.
Artinya, dalam kondisi normal masa paceklik, yang mana tidak ada panen
namun konsumsi jalan terus, hanya dua bulan sekitar
Desember-Januari-Februari.
“Namun dengan kondisi saat ini belum turun hujan, musim tanam mundur
lebih dari dua bulan, musim paceklik yang tadinya hanya dua bulan bisa
menjadi 3-4 bulan,” kata Wahyu.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/318956-bulan-ini-300000-ton-beras-vietnam-masuk-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar