Wakil Ketua Komisi DPR RI Herman Khaeron meminta media masaa tidak
bertanya soal alasan impor beras kepada Perum Bulog. Seharusnya, alasan
impor beras ditanyakan kepada pengambil kebijakan di tingkat pemerintah.
Ia mengatakan Bulog itu hanya melaksanakan tugas saja.
"Kalau nanya
alasan impor ke Bulog, itu salah alamat," kata dia pada acara Gathering
Forum Wartawan Bulog bersama Perum Bulog, Jumat (27/11) malam.
Urusan
ketahanan pangan, kata dia, menjadi tanggung jawab Bulog. Ia menegaskan
Bulog menjadi satu-satunya lembaga yang secara nasional menyiapkan
infrastruktur tata salur pangan, utamanya beras.
Sayangnya, kata
dia, status Bulog itu sudah dibuat 'banci' sejak 1990 hingga kini.
Selain harus menjaga ketahanan pangan, ia mengatakan, sebagai BUMN
ternyata Bulog masih harus memberi keuntungan. Alhasil, ruang gerak
Bulog semakin sempit. Ia mencontohkan penugasan pemerintah terhadap
Bulog baru-baru ini untuk menyerap komoditas beras, juga bawang dan
sapi.
"Bulog diberi kewenangan, tapi tidak diberi amunisi. Akhirnya Bulog tertekan," ujarnya.
Oleh
karena itu, penguatan Perum Bulog jangan hanya sekadar wacana. DPR
tengah mengusahakan agar Bulog naik kelas menjadi Lembaga Pangan
Nasional. Teknisnya, Perum Bulog akan di-merge dengan Badan
Ketahanan Pangan milik Kementerian Pertanian (Kementan). Lembaga
tersebut nantinya akan bertanggung jawab langsung kepada presiden.
Jika
nantinya telah menjadi suatu lembaga pangan yang kuat, ia meminta
segala data pasokan, aksi kelembagaan, pengadaan, dan segala hal
berkaitan dengan data dirahasiakan. "Sebab akan menjadi permainan
spekulan untuk memainkan harga," ujarnya.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/11/27/nyh8xa336-pimpinan-dpr-sebut-bulog-sebagai-lembaga-banci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar