Senin, 23 November 2015

Perusahaan Pelat Merah Dipangkas

Rencana perampingan jumlah enti­tas bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali mun­cul. Saat ini, Menteri BUMN Rini Soemarno sedang meny­iapkan rencana perampingan jumlah BUMN.

Total BUMN hing­ga sekarang tercatat sebanyak 119 peru­sahaan. Pemerintah melalui Kement­erian BUMN beren­cana memangkas jumlah tersebut menjadi lebih se­dikit, yakni hanya 85 BUMN.

Aloysius K Ro, Deputi Kementerian BUMN Bidang Restruktur­isasi dan Pengembangan Usaha menuturkan, lang­kah tersebut merupakan upaya untuk membentuk BUMN lebih kuat dan lincah serta mampu bersaing secara in­ternasional. “Jadi kita susun road­map untuk memperkuat BUMN, dari 119 BUMN akan nantinya menjadi 85 BUMN saja,” ungkapnya, kemarin.

Skema yang akan ditempuh adalah penggabungan usaha, yaitu merger. BUMN akan digabung ber­dasarkan sektor usaha misalnya en­ergi, pertambangan, jasa keuangan, infrastruktur dan sektor lainnya. “Ini sedang dikonsolidasikan, untuk upaya merger,” kata Aloysius.

Aloysius masih enggan menjelas­kan lebih rinci BUMN yang nanti­nya akan digabung. Sementara waktu yang dibutuhkan untuk merger adalah dalam kurun empat tahun ke depan, yakni hingga 2019. Harapannya akan diupayakan selesai dalam waktu cepat. “Kita upayakan selesai dalam waktu cepat,” imbuhnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno sukses memba­wa para CEO BUMN dalam perjalanan dari Jakarta ke Kepulauan Karimun Jawa, Jateng di atas KM Kelud milik Pelni.

Perjalanan itu berlangsung Kurang lebih 36 jam, dengan berbagai per­temuan untuk membahas berbagai persoalan BUMN, yang mencapai 119 perusahaan.

Rombongan berangkat pagi hari Jumat (20/11/2015) dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Masing-masing CEO mendapatkan fasilitas yang sama, bahkan untuk kamar pun harus ber­bagi, satu kamar diisi dua orang CEO.

Kapal berangkat, agenda pun dimulai. Rini mengawali dengan kon­ferensi pers dengan awak media, menjelaskan alasan hingga tujuan diadakan agenda ini. Intinya adalah pembahasan roadmap kinerja 2016-2019, namun sisi tak kalah pentingnya adalah keakraban sesama BUMN.

Selanjutnya Rini memberikan pengarahan kepada seluruh CEO BUMN secara tertutup. Kemudian masing-masing CEO diminta berpisah dan rapat berdasarkan sektornya di tempat berbeda. Ini diarahkan oleh para Deputi Kementerian BUMN.

Ada beberapa sektor, yaitu usaha agro dan farmasi; usaha energi, lo­gistik, kawasan dan pariwisata; usaha pertambangan , industri strategis dan media; usaha konstruksi dan sarana dan prasarana perhubungan; usaha jasa keuangan, jasa survei dan kon­sultan; bidang restrukturisasi dan pengembangan usaha; bidang infra­struktur bisnis.

Pada setiap sektor, akan dipantau Rini secara bergantian tanpa teren­cana. Agar masing-masing BUMN seri­us membahas berbagai persoalan dan menciptakan inisiasi secara bersama.

Dalam rentang waktu tersebut, masa rehat hanya terjadi beberapa kali , yaitu untuk menunaikan ibadah, makan dan tidur. Di luar itu, tidak tam­pak para CEO berkeliaran di luar ruan­gan. Apalagi berniat untuk melarikan diri dari pertemuan. ”Ini adalah per­tama kali CEO BUMN kumpul bersama lebih lama, mungkin kalau selama ini kumpul cuma berjam jam sekarang kita sampai 36 jam,” kata Rini menu­tup pertemuan di Kapal KM Kelud saat berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Minggu (22/11/2015)

“Ini betul-betul memberikan gam­baran bahwa kita komitmen untuk terus melakukan sinergi atas BUMN sehingga bisa menjadi lebih kuat dan makin tangguh dapat menjadi pemain global dan juga dapat meng­hadapi ASEAN terbuka tahun depan,” tegasnya.

Berikut ringkasan hasil perte­muan CEO BUMN sesuai sektor:Sektor usaha energi, logistik, kawasan dan pariwisata

Dari sisi pariwisata , akan dilaku­kan sinergi oleh BUMN pariwisata dengan BUMN perhubungan untuk mendukung aksesbilitas. Misalnya dengan memenuhi kebutuhan trans­portasi, seperti bus, kereta api, dan bandar udara (bandara) serta pesawat untuk akses ke Candi Borobudur. Be­gitu juga dengan pariwisata lainnya.

Di samping itu pengelolaan dan pengembangan aset pariwisata sep­erti penataan zona di Candi Borobu­dur, yang meliputi area wisata, area komersil dan transportasi. BUMN juga akan bekerjasama dengan desa se­tempat agar ekonomi masyarakat juga tetap tumbuh.

Selain itu untuk kesenian dan ke­budayaan daerah akan dikembangkan melalui BUMN pusat perbelanjaan, yakni Sarinah. Jadi untuk barang-barang seperti batik, nantinya akan dibuat pusat perbelanjaan batik pada beberapa titik.

Kemudian aset-aset pariwisata, yang dimiliki oleh BUMN sektoral, seperti Lawang Sewu dan Museum Ambarawa oleh PT KAI. Asetnya tidak akan berpindah, tapi pengelolaannya akan diurus BUMN pariwisata yang lebih profesional.

Dari sisi energi, ada beberapa sin­ergi yang dilakukan. Misalnya antara PT PGN Tbk dengan Pertagas dalam pen­gelolaan pipa gas di Indonesia. Kemudi­an proyek 35.000 megawatt, selain PT PLN, juga akan dibantu oleh Pertamina, PGN, PT Bukit Asam dan PT EMI.

Usaha pertambangan , industri strategis dan media

Beberapa kesepakatan dari hasil pertemuan adalah pemanfaatan ka­pal Minajaya untuk membantu sektor perikanan. Ini merupakan kerjasama Perikanan Indonesia dan Perikanan Nusantara. Kapal tersebut akan men­jadi penampung atau gudang hasil laut di beberapa titik.

Sisi pertambangan, akan diben­tuk perusahaan besar (holding) dari beberapa BUMN. Sehingga mampu mengakomodir kekuatan sumber daya yang diproduksi. Di samping itu juga akan dibentuk perusahaan yang men­gakomodir industri berbasis ilmu pen­getahuan dan teknologi.

Sektor usaha agro dan farmasi

Fokusnya adalah ketahanan pan­gan. BUMN, Perum Bulog akan men­jadi penggerak utama untuk mereal­isasikan ketersediaan, jangkauan dan kualitas. Beberapa komoditas juga akan dipegang langsung oleh Bulog.
Selain itu, Bulog akan dibantu oleh beberapa BUMN lain, seperti Perhu­tani dan lainnya untuk mendukung sisi produksi. Kemudian juga didukung oleh BUMN logistik untuk distribusi barang ke seluruh daerah.

http://www.bogor-today.com/perusahaan-pelat-merah-dipangkas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar