Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan akan memperkuat peran
Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan. Penguatan kelembagaan ini merupakan
peta jalan atau road map Kementerian BUMN hingga 2019 mendatang.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis
Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan, akan memperbesar kapasitas
penyimpanan beras Bulog. Saat ini, kapasitas Bulog hanya 6
persen dari beras nasional.
"Kapasitas Bulog ini
penyimpanan hanya 3,9 juta ton jadi kira-kira memegang 6-7 persen dari jumlah
beras beredar 43 juta ton. Idealnya pegang 15 persen. Jadi ini yang kemarin
dibuat road map bagaimana ke depan Bulog bisa memegang stok beras sampai dengan 15 persen dari 43
juta," ujar dia, di Semarang, Minggu (22/11/2015).
Dia mengatakan, untuk mendukung hal
tersebut akan dilakukan lima cara. Pertama, akan meningkatkan beras nasional
dengan turut mendorong pengembangan produksi.
"Jadi yang pertama Bulog akan
mencoba menggarap on farm, bukan berarti Bulog akan bercocok tanam
tetapi Bulog akan mengusulkan ke pemerintah seperti pembukaan lahan dulu ada
Merauke Industrial Food Estate (MIFE) semacam itu nanti Bulog akan bertanggung
jawab offtake. BUMN punya BUMN benih Sang Hyang Sri, Pertani dan
juga inputan untuk argo input PHC nanti dalam farming itu kita akan coba
kapasitas cadangan beras nasional yang dilakukan Bulog," jelas Wahyu.
Langkah kedua, melakukan pengolahan
dan modernisasi penyimpanan Bulog. Ketiga dengan kerjasama penyerapan hasil
panen melalui perjanjian supaya ada kepastian pasokan.Kemudian, langkah keempat
pengembangan jalur distribusi pangan. Terakhir, penguatan fungsi Bulog.
Nantinya, Bulog juga akan
fokus pada 11 komoditas pangan seperti pagi, jagung, kedelai, gula, daging
sapi, ikan, garam, cabai, dan lainnya.
"Demikian juga Bulog ketika
menunggu inpres baru penugasan Bulog di sebelas bahan pokok, di dalamnya ada
daging," ujar dia.
http://bisnis.liputan6.com/read/2371910/penguatan-perum-bulog-jadi-agenda-kementerian-bumn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar