Ketua Kelompok Tani
Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Winarno Tohir membantah anjloknya harga
gabah dikarenakan Bulog tidak menyerap gabah petani.
"Bulog tidak mungkin membeli harga diatas HPP (harga pembelian pemerintah, red) atau membeli gabah atau beras yang di bawah standar," cetus Winarno kepada wartawan, Rabu (15/4)
Jika
di beberapa daerah berhembus isu bahwa harga gabah jatuh, namun Bulog
tidak membelinya, menurut Winarno hal tersebut tidaklah benar. Yang
terjadi adalah harga jatuh karena kualitas gabah di bawah standar
semisal kadar air yang hanya 30 persen.
"Jika demikian keadaanya, maka apa yang dilakukan oleh Bulog sudah on the track, sesuai Inpres yang ada," sambungnya.
Dipaparkan
Winarno, dari hasil pendataan KTNA di seluruh daerah, harga gabah saat
ini memang sangat bervariasi. Ada yang di bawah standar dan ada juga
yang di atas HPP. Bahkan di beberapa kecamatan saja ada yang harganya
tidak sama.
"Tetapi sekali lagi, kalau Bulog belum banyak penyerapannya itu bukan salah Bulog, karena Bulog terikat pada Inpres," terangnya.
Pengamat
Ekonomi Pangan, Khudori menilai tidaklah mungkin bila Bulog membeli di
atas HPP. "Yang tak memungkinan adalah Bulog dapat membeli gabah di luar
kualitas," sambungnya.
Dalam Inpres No. 5 tahun 2015 sudah jelas
mengatur bahwa harga sesuai kualitas. Misalkan, persyaratan kadar air
dan butir hampa/ kotoran untuk gabah. Sedangkan untuk gabah sudah diatur
kadar air, derajat sosoh, broken, butir menir.
"Kalau terdapat
harga gabah di bawah HPP maka Bulog wajib membeli sesuai HPP sepanjang
memenuhi persyaratan Inpres. Tidak mungkin Bulog membeli gabah atau
beras berkualitas rendah dengan harga standar, karena akan membuat Bulog
rugi," tutup Khudori.
http://skalanews.com/berita/detail/217020/Ketua-KTNA-Harga-Gabah-Anjlok-Bukan-Salah-Bulog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar