Rabu, 08 April 2015

Serapan Bulog Terhambat Kualitas Beras dan Gabah

PENGADAAN stok beras Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengalami halangan signifikan lantaran rendahnya kualitas beras atau gabah hasil panen petani lokal. Target 2,7 juta ton yang dinaikan jadi 4 juta ton serapan beras itu bakal coba disiasati lewat pembelian secara komersil. Namun, pintu impor tak akan dibuka.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan, kualitas hasil panen petani pada bulan-bulan ini banyak yang tak sesuai standar kualitas patahan beras dan kadar air gabah yang ditetapkan dalam Inpres no 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

"Bulog sampai sekarang itu pengadaannya masih terbatas," ungkapnya, usai rapat terbatas tentang perberasan, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/4) malam.

Ia sendiri masih belum bisa merinci prosentase maupun jumlah beras atau gabah yang kualitasnya tak memenuhi standar Bulog itu. Lantaran konsisten dengan kualitas itu, Sofyan menyebut, pihak Bulog baru menyerap beras dalam hitungan ratusan ribu ton dari target serapan 2,7juta ton itu.

"Tapi ini baru mulai musim panen. Karena panen raya itu terjadi penundaan, baru terjadi bulan April. Oleh sebab itu perintah Presiden kepada Bulog bersiap-siap untuk menyerap gabah pada musim panen," tukasnya.

Untuk sementara, sambung dia, Bulog berupaya melakukan pengadaan secara komersial lewat kontrak-kontrak pengadaan dengan penyuplai tertentu. Selain mengantisipasi kekosongan stok, upaya itu dilakukan untuk menjaga tercapainya target serapan beras 4juta ton pada akhir 2015.

"Kalau targetnya 4 juta berarti (pengadaan komersial) 1,3 juta (ton). Anggarannya, Menteri BUMN mencari jalan. Karena itu pengadaan komersial harus pendanaan komersial, mencari pinjaman komersial," jelas dia.

Di tempat yang sama, Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan, menyatakan bahwa kekurangan serapan dari produksi lokal itu takkan membuat pihaknya terdorong untuk lakukan impor beras. Keyakinan itu datang lewat data yang diungkapkan menteri Pertanian Amran Sulaiman tentang bakal tersedianya stok beras melimpah dalam waktu dekat.

"Jadi kita enggak akan pernah impor beras," cetusnya.

Amran sendiri menargetkan adanya peningkatan serapan Bulog hingga 4 juta ton dari 2,7 juta ton atas permintaan Jokowi. Hal itu berdasarkan prediksi hasil panen dalam negeri yang bisa mencapai 8,8 juta ton pada 2015 ini, atau meningkat dari tahun lalu sebanyak 8,1 juta ton. Keyakinannya itu juga dilandaskan atas penambahan lahan pertanian yang signifikan.

"Kami dari Departemen Pertanian membentuk tim khusus untuk ke bawah. Alhamdulilah ada tambahan (lahan) 700ribu (hektare)," klaimnya.

Inpres yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 17 Maret 2015 itu sendiri menjadi payung hukum bagi Perum Bulog menyerap gabah dan beras Petani. Ada standar kualitas tertentu yang bisa dibeli Bulog dengan harga tertentu.

Disebutkan, harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25% dan kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp 3.700 per kilogram di petani, atau Rp3.750/kg di penggilingan.

Sementara itu, harga pembelian Gabah Kering Giling (GKG) dengan kualitas kadar air minum 14 persen dan kotoran maksimum 3 persen adalah Rp4.600/kg di penggilingan atau Rp4.650/kg di gudang Bulog.

Sedangkan untuk harga pembelian beras kualitas kadar air maksimum 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimum 2 persen dan derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp7.300/kg di gudang Perum Bulog.

Harga Pembelian Pemerintah untuk gabah dan beras tersebut mengalami peningkatan dibandingkan HPP yang diterapkan dalam Inpres no 3 tahun 2012 yang mana untuk harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp3.300 per kilogram di petani, atau Rp3.350/kg di penggilingan.

Harga pembelian Gabah Kering Giling (GKG) dengan kualitas kadar air minum 14 persen dan kotoran maksimum 3 persen adalah Rp4.150/kg di penggilingan atau Rp4.200/kg di gudang Bulog.

Untuk harga pembelian beras kualitas kadar air maksimum 14%, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimum 2 persen dan derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp6.600/kg di gudang Perum Bulog.

http://www.mediaindonesia.com/misiang/read/688/Serapan-Bulog-Terhambat-Kualitas-Beras-dan-Gabah/2015/04/07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar