PENGADAAN stok beras Perum Badan Urusan Logistik (Bulog)
mengalami halangan signifikan lantaran rendahnya kualitas beras atau
gabah hasil panen petani lokal. Target 2,7 juta ton yang dinaikan jadi 4
juta ton serapan beras itu bakal coba disiasati lewat pembelian secara
komersil. Namun, pintu impor tak akan dibuka.
Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan, kualitas hasil panen
petani pada bulan-bulan ini banyak yang tak sesuai standar kualitas
patahan beras dan kadar air gabah yang ditetapkan dalam Inpres no 5
tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras
oleh Pemerintah.
"Bulog sampai sekarang itu pengadaannya masih
terbatas," ungkapnya, usai rapat terbatas tentang perberasan, di Kantor
Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/4) malam.
Ia sendiri masih belum
bisa merinci prosentase maupun jumlah beras atau gabah yang kualitasnya
tak memenuhi standar Bulog itu. Lantaran konsisten dengan kualitas itu,
Sofyan menyebut, pihak Bulog baru menyerap beras dalam hitungan ratusan
ribu ton dari target serapan 2,7juta ton itu.
"Tapi ini baru
mulai musim panen. Karena panen raya itu terjadi penundaan, baru terjadi
bulan April. Oleh sebab itu perintah Presiden kepada Bulog bersiap-siap
untuk menyerap gabah pada musim panen," tukasnya.
Untuk
sementara, sambung dia, Bulog berupaya melakukan pengadaan secara
komersial lewat kontrak-kontrak pengadaan dengan penyuplai tertentu.
Selain mengantisipasi kekosongan stok, upaya itu dilakukan untuk menjaga
tercapainya target serapan beras 4juta ton pada akhir 2015.
"Kalau
targetnya 4 juta berarti (pengadaan komersial) 1,3 juta (ton).
Anggarannya, Menteri BUMN mencari jalan. Karena itu pengadaan komersial
harus pendanaan komersial, mencari pinjaman komersial," jelas dia.
Di
tempat yang sama, Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan, menyatakan bahwa
kekurangan serapan dari produksi lokal itu takkan membuat pihaknya
terdorong untuk lakukan impor beras. Keyakinan itu datang lewat data
yang diungkapkan menteri Pertanian Amran Sulaiman tentang bakal
tersedianya stok beras melimpah dalam waktu dekat.
"Jadi kita enggak akan pernah impor beras," cetusnya.
Amran
sendiri menargetkan adanya peningkatan serapan Bulog hingga 4 juta ton
dari 2,7 juta ton atas permintaan Jokowi. Hal itu berdasarkan prediksi
hasil panen dalam negeri yang bisa mencapai 8,8 juta ton pada 2015 ini,
atau meningkat dari tahun lalu sebanyak 8,1 juta ton. Keyakinannya itu
juga dilandaskan atas penambahan lahan pertanian yang signifikan.
"Kami
dari Departemen Pertanian membentuk tim khusus untuk ke bawah.
Alhamdulilah ada tambahan (lahan) 700ribu (hektare)," klaimnya.
Inpres
yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 17 Maret 2015 itu sendiri
menjadi payung hukum bagi Perum Bulog menyerap gabah dan beras Petani.
Ada standar kualitas tertentu yang bisa dibeli Bulog dengan harga
tertentu.
Disebutkan, harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP)
dalam negeri dengan kadar air maksimum 25% dan kadar hampa maksimum 10
persen adalah Rp 3.700 per kilogram di petani, atau Rp3.750/kg di
penggilingan.
Sementara itu, harga pembelian Gabah Kering Giling
(GKG) dengan kualitas kadar air minum 14 persen dan kotoran maksimum 3
persen adalah Rp4.600/kg di penggilingan atau Rp4.650/kg di gudang
Bulog.
Sedangkan untuk harga pembelian beras kualitas kadar air
maksimum 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimum
2 persen dan derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp7.300/kg di
gudang Perum Bulog.
Harga Pembelian Pemerintah untuk gabah dan
beras tersebut mengalami peningkatan dibandingkan HPP yang diterapkan
dalam Inpres no 3 tahun 2012 yang mana untuk harga pembelian Gabah
Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25 persen dan
kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp3.300 per kilogram di petani,
atau Rp3.350/kg di penggilingan.
Harga pembelian Gabah Kering
Giling (GKG) dengan kualitas kadar air minum 14 persen dan kotoran
maksimum 3 persen adalah Rp4.150/kg di penggilingan atau Rp4.200/kg di
gudang Bulog.
Untuk harga pembelian beras kualitas kadar air
maksimum 14%, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimum 2
persen dan derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp6.600/kg di gudang
Perum Bulog.
http://www.mediaindonesia.com/misiang/read/688/Serapan-Bulog-Terhambat-Kualitas-Beras-dan-Gabah/2015/04/07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar