Bulog Divisi Regional Jawa Tengah telah menyurati Gubernur Jateng
Ganjar Pranowo terkait penurunan jumlah serapan beras pada masa panen
kali ini.
"Kami sudah melaporkan kepada gubernur bahwa hasil serapan Bulog pada
panen kali ini mengalami penurunan, ini tidak hanya terjadi di Jawa
Tengah tetapi terjadi di Bulog seluruh Indonesia," kata Kepala Divisi
Regional Jawa Tengah Damin Hartono di Semarang, Kamis (16/4).
Pihaknya berharap agar gubernur membentuk tim untuk
mengoptimalisasikan pengadaan beras di lapangan. Diharapkan, tim
tersebut terdiri dari Badan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Badan
Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Biro Produksi
di bawah Asisten III.
"Selanjutnya, tim tersebut dapat melihat kondisi di lapangan seperti
apa, jadi bisa sama-sama mengetahui yang sebenarnya terjadi," katanya.
Diakuinya, hingga saat ini tidak mudah memperoleh hasil panen sesuai
dengan syarat yang sudah ditentukan oleh Bulog, di antaranya kadar air
maksimal 14 persen, tingkat kepatahan maksimal 20 persen, tingkat menir
atau pecahan beras maksimal 2 persen, dan derajat sosok minimal 95
persen.
"Derajat sosok ini artinya tingkat terkelupasnya kulit ari pada
beras, semakin banyak kulit ari yang terlepas maka beras tersebut minim
gizi. Kulit ari pada beras mengandung serat dan vitamin B," katanya.
Menurutnya, yang banyak tersedia di lapangan saat ini adalah kadar
air pada beras di atas 15 persen. Dengan kadar air tersebut maka waktu
simpan beras di gudang tidak bisa lebih dari tiga bulan.
"Untuk yang berkadar air 14 persen saja waktu simpannya sekitar enam
bulan, kalau kita paksa mengambil yang kadar air 15 persen maka jika
penyimpanan lebih dari tiga bulan beras bisa menjadi tepung," katanya.
Sedangkan mengenai tingkat patahan, diakuinya, proses penggilingan
beras sangat mempengaruhi. Masih banyak terjadi di lapangan, para petani
memanfaatkan jasa penyewaan penggilingan gabah keliling, padahal alat
tersebut mengakibatkan beras menjadi tidak utuh.
"Kalau pemerintah bisa melihat kondisi di lapangan, harapan kami
nantinya ada solusi terkait proses penggilingan padi menjadi beras ini,"
katanya.
Sebelumnya diberitakan, untuk proses pengadaan beras pada musim panen
kali ini yaitu dari bulan Maret-April baru masuk sekitar 10 ribu ton
beras ke Bulog Divre Jateng. Kondisi tersebut berbeda dari tahun lalu
yang pada periode sama tingkat serapan beras sudah mencapai 95.000 ton.
http://www.beritasatu.com/nasional/266001-serapan-beras-rendah-bulog-surati-gubernur-jateng.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar