Kamis, 16 April 2015

Serapan Beras Rendah, Bulog Surati Gubernur Jateng

Bulog Divisi Regional Jawa Tengah telah menyurati Gubernur Jateng Ganjar Pranowo terkait penurunan jumlah serapan beras pada masa panen kali ini.

"Kami sudah melaporkan kepada gubernur bahwa hasil serapan Bulog pada panen kali ini mengalami penurunan, ini tidak hanya terjadi di Jawa Tengah tetapi terjadi di Bulog seluruh Indonesia," kata Kepala Divisi Regional Jawa Tengah Damin Hartono di Semarang, Kamis (16/4).

Pihaknya berharap agar gubernur membentuk tim untuk mengoptimalisasikan pengadaan beras di lapangan. Diharapkan, tim tersebut terdiri dari Badan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Biro Produksi di bawah Asisten III.

"Selanjutnya, tim tersebut dapat melihat kondisi di lapangan seperti apa, jadi bisa sama-sama mengetahui yang sebenarnya terjadi," katanya.

Diakuinya, hingga saat ini tidak mudah memperoleh hasil panen sesuai dengan syarat yang sudah ditentukan oleh Bulog, di antaranya kadar air maksimal 14 persen, tingkat kepatahan maksimal 20 persen, tingkat menir atau pecahan beras maksimal 2 persen, dan derajat sosok minimal 95 persen.

"Derajat sosok ini artinya tingkat terkelupasnya kulit ari pada beras, semakin banyak kulit ari yang terlepas maka beras tersebut minim gizi. Kulit ari pada beras mengandung serat dan vitamin B," katanya.

Menurutnya, yang banyak tersedia di lapangan saat ini adalah kadar air pada beras di atas 15 persen. Dengan kadar air tersebut maka waktu simpan beras di gudang tidak bisa lebih dari tiga bulan.

"Untuk yang berkadar air 14 persen saja waktu simpannya sekitar enam bulan, kalau kita paksa mengambil yang kadar air 15 persen maka jika penyimpanan lebih dari tiga bulan beras bisa menjadi tepung," katanya.

Sedangkan mengenai tingkat patahan, diakuinya, proses penggilingan beras sangat mempengaruhi. Masih banyak terjadi di lapangan, para petani memanfaatkan jasa penyewaan penggilingan gabah keliling, padahal alat tersebut mengakibatkan beras menjadi tidak utuh.

"Kalau pemerintah bisa melihat kondisi di lapangan, harapan kami nantinya ada solusi terkait proses penggilingan padi menjadi beras ini," katanya.

Sebelumnya diberitakan, untuk proses pengadaan beras pada musim panen kali ini yaitu dari bulan Maret-April baru masuk sekitar 10 ribu ton beras ke Bulog Divre Jateng. Kondisi tersebut berbeda dari tahun lalu yang pada periode sama tingkat serapan beras sudah mencapai 95.000 ton.

http://www.beritasatu.com/nasional/266001-serapan-beras-rendah-bulog-surati-gubernur-jateng.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar