Perum Bulog menyiapkan dana Rp 1-2 triliun untuk pengadaan stok cadangan
(buffer stock) gula nasional sebanyak 340 ribu ton. Perusahaan pelat
merah tersebut telah mendapatkan penugasan dari Kementerian Perdagangan
(Kemendag) untuk menjadi lembaga penyangga dan stabilisator harga gula
di Tanah Air pada Desember 2013. Namun, hingga saat ini, peran tersebut
belum bisa dijalankan oleh Perum Bulog karena belum jelasnya kebutuhan
gula dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso
mengungkapkan, pihaknya hingga saat ini belum mengimpor gula, meski
Kemendag sudah memberikan izin impor hingga 340 ribu ton sebagai buffer
stock. Sebab, saat ini di dalam negeri masih terjadi perbedaan pendapat.
Petani dan pabrik gula (PG) mengatakan stok gula masih cukup. Artinya,
di dalam negeri perlu dibenahi karena adanya dugaan perembesan gula
rafinasi ke pasar umum. Hal itu harus dibenahi untuk mengetahui berapa
suplaipermintaan yang sesungguhnya.
“Selama itu tidak benahi akan
susah. Untuk saat ini, izin belum digunakan karena masih belum jelasnya
hal tersebut,” kata Sutarto saat menjadi pembicara dalam Bincang BUMN
bertema Profesionalisme BUMN di Tahun Politik di Jakarta, Kamis (20/3).
Meskipun
begitu, kata Sutarto, pihaknya tetap menyiapkan dana Rp 1- 2 triliun
yang bersumber dari pinjaman perbankan. Hal ini sama halnya dengan Bulog
melakukan pengadaan beras, untuk tahun ini misalnya Bulog menyiapkan
dana Rp 22 triliun dari kredit perbankan untuk pengadaan 3,6 juta ton
beras. Dana Rp 1-2 triliun itu siap digunakan begitu Bulog melakukan
pengadaan gula untuk buffer stock. “Dana untuk keperluan itu, kami
peroleh dari perbankan,” kata Sutarto.
http://www.investor.co.id/agribusiness/bulog-siapkan-rp-2-t-untuk-stok-gula-nasional/80714
Tidak ada komentar:
Posting Komentar