Minggu, 02 Maret 2014

Disimpan Di Gudang Enam Bulan Beras Jadi Kuning, Bau & Berkutu

Beras yang beredar di masyarakat kebanyakan berkualitas rendah. Terutama raskin (beras untuk rakyat miskin). Pasalnya, beras sudah berwarna kuning, bau, bahkan tidak jarang berkutu.

Ketua Bidang Kajian Strategis Serikat Petani Indonesia (SPI) Ahmad Yakub menilai, beras yang diterima masyarakat berkualitas rendah disebabkan faktor cuaca. Itu yang mengakibatkan banyak hasil panen mengalami kerusakan, bahkan banyak juga yang gagal panen.

“Kualitas beras di Pulau Jawa bisa jadi seperti itu. Karena curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan gabah kering giling (GKG) menjadi tidak sempurna. Bahkan beras SPI yang berada di gudang kedapatan kutu,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Menurut Yakub, beras yang diterima masyarakat dari pemerintah juga selalu berkualitas rendah. Sering kali terdapat kutu dan berwarna kuning atau seperti kotor.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo mengatakan, banyaknya beras yang kualitasnya buruk terjadi setiap tahun. Pemerintah atau Perum Bulog selalu mendapatkan teguran dari DPR.

“Kami selalu memberikan penegasan kepada pemerintah terkait penurunan kualitas beras. Kami tegaskan supaya beras yang disediakan untuk masyarakat sesuai dengan segmentasi, tepat sasaran dan kualitas terbaik,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Firman juga meminta Bulog tetap mendistribusikan sesuai Instruksi Presiden dengan tepat sasaran, tepat kualitas, tepat kuantitas dan tepat harga. Untuk itu, diperlukan pengawasan sehingga kualitas beranya tidak menurun.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono kepada Rakyat Merdeka mengungkapkan, ada banyak faktor yang membuat kualitas beras menjadi kurang baik. Penurunan bisa saja terjadi pada saat penyimpanan sebelum beras didistribusikan ke masyarakat.

Suswono menegaskan, apabila yang dimaksud adalah beras untuk rakyat miskin (raskin), maka yang berwenang soal itu adalah Perum Bulog.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso yang dikonfirmasi mengaku, jika ada beras di masyarakat yang mengalami penurunan kualitas, bisa jadi disebabkan lamanya penyimpanan.

“Beras yang ada sekarang berasal dari produksi akhir Februari sampai Oktober tahun 2013, sehingga wajar jika beras mengalami penurunan kualitas. Indonesia beriklim tropis, wajar saja jika beras yang disimpan di gudang selama kurang lebih enam bulan mengalami penurunan kualitas, misalnya berwarna kuning, terdapat kutu dan berlembab,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Sutarto mengungkapkan, pihaknya selalu membeli beras dari para petani antara Maret sampai Oktober untuk persediaan stok. Jika cara tersebut tidak dilakukan, maka stok beras nasional akan kurang.

“Oktober hingga Maret musim hujan seperti sekarang, sehingga petani tidak dapat berproduksi. Karena itu kita melakukan stok. Itu yang menyebabkan kita harus menahan beras di gudang hingga kurang lebih enam bulan,” jelasnya.

Dia mengklaim, pihaknya  selalu melakukan pengawasan terhadap distribusi beras. Untuk itu, dia meminta kepada masyarakat apabila mendapatkan kecurangan atas distribusi beras Bulog harap melapor ke pihaknya. 

http://m.rmol.co/news.php?id=145778

Tidak ada komentar:

Posting Komentar