Gunung Slamet (3.428 m) merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah, dan tertinggi kedua di Jawa setelah Semeru (3.676 m). Sama seperti sebagian besar gunung di Indonesia, Gunung Slamet secara administratif berada di lima kabupaten, yaitu Banyumas, Purbalingga, Tegal, Brebes, dan Pemalang.
Kalau Anda berwisata ke Baturraden (Banyumas), wilayah itu sebenarnya merupakan salah satu kaki Gunung Slamet. Ketika Anda pelesir ke Pemandian Air Panas Guci, Kabupaten Tegal, objek wisata ini pun berada di kaki gunung yang sama.
Begitu pula jika Anda rehat di kawasan wisata Moga, Kabupaten Pemalang, serta Perkebunan Teh Kaligua, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Semuanya berada di kaki Gunung Slamet.
Boleh dibilang, Gunung Slamet sudah berabad-abad lamanya memberi kehidupan bagi warga di kaki gunung tersebut, pada lima kabupaten sekaligus. Dan, pada era modern, Gunung Slamet juga sangat membantu menumbuhkan industri wisata di daerah-daerah yang mengelilinginya.
Gunung Slamet memiliki ketinggian dpl dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level SIAGA 29 Juni 2009 yang lalu.
Gunung Slamet pertama kali meletus pada tanggal 11 – 12 Agustus 1772. Namun setelah itu, hampir setengah abad, Gunung Slamet terdiam cukup lama, sampai akhirnya meletus untuk kedua kalinya pada Oktober 1825. Ketika itu, gunung meletus dengan menyemburkan abu vulkanik.
–
Gunung Slamet yang merupakan gunung api tipe A pernah mengalami
letusan lumayan hebat pada 1988, ditandai dengan keluarnya abu vulkanik
dan lava pijar dari kawah gunung. Namun tetap tidak bisa dibandingkan
dengan letusan Merapi dan Kelud yang dahsyat.Aktivitas vulkanik gunung ini memang tidak menentu. Terkadang dalam setahun bisa beberapa kali menggeliat, namun dalam waktu lama seperti “tertidur”.
–
DAFTAR LETUSAN GUNUNG SLAMETBerikut ini adalah daftar panjang sejarah letusan gunung Slamet sejak tahun 1772:
- 1772: Meletus untuk pertama kalinya, tepatnya pada tanggal 11-12 Agustus.
- 1835: Pada September, selama dua hari, terjadi letusan abu.
- 1847: Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
- 1849: Pada tanggal 1 Desember, terjadi letusan abu. Kondisinya mirip letusan Gunung Slamet pada Rabu (12/3) pagi tadi, pukul 06.53.
- 1860: Pada 19 Maret dan 11 April, kembali terjadi letusan abu.
- 1875: Pada Mei, Juni, November, dan Desember, terjadi letusan abu.
- 1885: Pada tanggal 21 – 30 Maret terjadi letusan abu.
- 1890: Terjadi letusan abu.
- 1904: Pada tanggal 14 Juli – 9 Agustus, terjadi letusan abu dan lava.
-
- 1923: Pada Juni, terjadi letusan abu dan lava.
- 1926: Pada November, selama satu pekan, terjadi letusan abu dan lava.
- 1927: Pada 27 Februari, terjadi letusan abu dan lava.
- 1928: Terjadi beberapa kali letusan abu dan lava, yaitu pada tanggal 20 – 29 Maret dan 8 – 12 Mei.
- 1929: Pada tanggal 6, 7 dan 15 Juni, terjadi letusan abu dan lava.
- 1930: Letusan abu dan lava kembali terjadi pada tanggal 2 – 13 April.
- 1932: Terjadi dua kali letusan abu dan lava, namun hanya berlangsung singkat, masing-masing pada tanggal 1 Juli dan 12 September.
- 1934: Gunung Slamet mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
- 1939: Terjadi beberapa kali letusan abu dalam kurun waktu berbeda, masing-masing pada tanggal 20 Maret, 30 April, 6 Mei, 15 Juli, dan 4 Desember.
- 1940: Pada tanggal 15 – 20 Maret, serta 15 April, terjadi letusan abu.
- 1943: Pada 18 Maret dan berlanjut pada 1 – 10 Oktober terjadi peningkatan kegiatan, hujan abu, dan suara dentuman.
- 1944: Pada tanggal 5 Januari, 30 Juni, selama Juli, dan 28 – 30 Oktober terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
- 1948: Pada 14 November terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
- 1949: Kembali terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
- 1951: Pada 11 Februari, 26 Juni, 2 Juli, 24 Agustus, Oktober, dan 30 Desember, Gunung Slamet terus mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
- 1952: Terjadi peningkatan aktivitas vulkanik tepat di Tahun Baru, 1 Januari.
- 1953: Terjadi letusan abu dan lava beberapa kali pada bulan Juli, Agustus, dan Oktober.
- 1955: Letusan abu dan lava terjadi lagi pada 12 – 13 November, 6 Desember, dan 16 Desember.
- 1957: Pada tanggal 8 Februari, terjadi letusan abu.
- 1958: Pada tanggal 17 April, 4 Mei, 6 Mei, 5 September, 13 September, dan Oktober terjadi letusan abu dan lava.
- 1960: Terjadi letusan abu pada Desember.
- 1961: Letusan abu kembali terjadi pada bulan Januari, atau sebulan dari letusan sebelumnya.
- 1966: Terjadi letusan abu.
- 1969: Selama tiga bulan, yaitu Juni – Agustus, terjadi letusan abu.
- 1973: Pada Agustus, kawah Gunung Slamet menyemburkan lava.
- 1988: Pada 12 – 13 Juli terjadi letusan abu dan lava.
- 1989: Pada tanggal 9 – 31 Oktober terjadi peningkatan aktivitas kegempaan.
- 1990: Pada tanggal 20 Februari hingga 29 Maret kembali terjadi peningkatan kegempaan.
- 1991: Peningkatan aktivitas kegempaan terjadi pada tanggal 28 Juni hingga 9 Juli.
- 1992: Terjadi aktivitas kegempaan cukup lama, mulai 12 Maret hingga 4 April.
- 1999: Gunung Slamet mengalami erupsi kecil
- 2009: Terjadi erupsi kecil sepanjang Mei hingga Juni. Puncak gunung mengeluarkan lava pijar, tetapi tertutup kabut dan teramati asap putih tipis-tebal setinggi 25-1000 meter dari puncak.
- 2014: Pada 10 Maret 2014, sekitar pukul 21.00, status Gunung Slamet dinaikkan menjadi Waspada. Sehari kemudian, terjadi 450 kali letusan kecil. Rabu, 12 Maret 2014, pukul 06.53, Gunung Slamet mengeluarkan letusan abu hitam pekat.
http://simomot.com/2014/03/12/gunung-slamet-letusan-pertama-1772-terakhir-2009/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar