Singapura hingga kini menjadi pelabuhan pengumpul (hub port)
dalam perdagangan regional Asia Tenggara maupun internasional. Sehingga,
bukan hal yang aneh apabila Negeri Singa tersebut bisa memasok atau
mengekspor ulang produk-produk pertanian, seperti bawang putih hingga
garam meski Singapura tak memproduksinya.
Kepala Bidang
Hortikultura Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Benny Kusbini
mengatakan, hal itu terjadi karena adanya barang dari negara pertama yan
dipindahkapalkan atau transhipment di Singapura. Hal ini juga terjadi untuk produk-produk pangan yang akan dikirim ke Indonesia.
"Saya
tegaskan, bawang putih itu dari China, bukan dari Singapura, itu kapal
transit saja, kapal dari pelabuhan China, lalu ke Hanoi, Singapura.
Singapura nggak punya, 1.000% salah kalau kita impor bawang putih dari
Singapura," katanya kepada detikFinance, Selasa (4/3/2014)
Menurut Benny, yang terjadi selama ini praktik transhipment
sesuatu yang biasa demi efisiensi distribusi barang. Biasanya
kapal-kapal besar dari China yang membawa barang ekspor ke Eropa atau
Timur Tengah juga membawa barang ekspor untuk negara Asia Tenggara
seperti Indonesia.
Saat di Singapura, kapal-kapal besar itu
membongkar dan menurunkan kontainer yang akan dikirim ke Indonesia.
Kontainer asal China seperti yang berisi bawang putih, garam, dan
sebagainya dikirim ke Indonesia dengan kapal yang lebih kecil ke
pelabuhan Indonesia yang memang tak mampu menampung kapal-kapal ukuran
besar karena pelabuhannya dangkal.
"Jadi biasanya ada kapal yang
berangkat dari China, ada tujuan Indonesia, Eropa, Afrika, lalu
dipindahkapalkan ke kapal yang kecil di Singapura. Namun country of origin-nya tetap dari China, bukan dari Singapura," katanya.
Benny
mengatakan, hal ini merupakan keunggulan Negeri Pulau tersebut. Pada
era Presiden BJ Habibie sempat ada rencana membangun pelabuhan utama di
Batam sebagai hub utama di Indonesia. Sehingga mendorong peningkatan
usaha pelayaran di dalam negeri.
Kini memang ada upaya menekan transhipment
barang-barang yang diimpor ke Indonesia di antaranya dengan pembangunan
Pelabuhan Kalibaru, Jakarta Utara. Pelabuhan Kalibaru akan memiliki
kedalaman 16 meter sehingga bisa disinggahi kapal-kapal besar.
Seperti
diketahui, dari total impor garam di Januari 2014, garam dari Singapura
sebanyak 3,1 ton dengan nilai US$ 17 ribu. Tahun 2013 lalu, impornya
mencapai 9 ton atau US$ 16 ribu.
Impor Bawang putih Januari 2014
mencapai 30.790 ton atau US$ 22,2 juta. Impor berasal dari China 30.734
ton atau US$ 22,2 juta dan Singapura 55,8 ton atau US$ 24 ribu.
http://finance.detik.com/read/2014/03/04/140212/2514830/4/ini-penyebab-garam-hingga-bawang-putih-dipasok-dari-singapura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar