Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menilai, impor beras
memang dibutuhkan. Meski begitu, dia tidak menjelaskan secara pasti
apakah volume yang dibutuhkan mencapai 1,5 juta ton.
Djarot
menyebutkan, hingga Kamis (24/9/2015) kemarin beras yang ada di gudang
Bulog ada sebanyak 1,7 juta ton, terdiri dari 1,1 juta ton beras medium
untuk rastra (beras sejahtera), dan 600.000 ton beras komersial jenis
premium.
"Dengan 1,1 juga ton kami bisa mencukupi kewajiban
rastra sampai dengan Desember, termasuk tambahan dua bulan," kata
Djarot, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta,
Jumat (25/9/2015).
Akan tetapi, perhitungan Bulog, sisa beras
rastra akhir tahun nanti sangatlah minim, hanya 50.000-60.000 ton.
Kalaupun ditambah dengan beras premium komersial, maka stok akhir tahun
ini hanya kisaran 600.000-700.000 ton.
"Jadi pertanyaan kita, stok tersebut cukup aman untuk menghadapi 2016? Ini menjadi pertanyaan besarnya," kata Djarot.
Apalagi
karena El Nino, akan terjadi kemunduran masa panen 2016. "Nah ini yang
mungkin menjadi pertimbangan beliau (Jusuf Kalla), tidak mau
bermain-main dengan beras yang jadi kepentingan masyarakat banyak,"
pungkas Djarot.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/09/25/133130526/Bulog.Stok.Beras.Harus.Diamankan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar