Jokowi menilai stok beras Bulog terlalu kecil.
Presiden Joko Widodo menyinggung stok
beras dalam negeri yang ia nilai sangat kecil jika dibandingkan dengan
negara-negara lain. Hal itu disampaikan Jokowi dalam jamuan santap siang
bersama pengusaha penggilingan padi dan beras di Istana Negara, Senin,
28 September 2015.
Indonesia yang berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa dengan stok beras
2 juta ton per tahun dinilai terlalu kecil. Dia membandingkan dengan
Tiongkok, yang stok berasnya mencapai 40 juta ton per tahun. "Yang dekat
lagi, Filipina berapa? 2,5 juta ton, padahal penduduknya 90-an juta.
Artinya, Bulog paling tidak stoknya memang harusnya di atas 10 (juta
ton). Memang ke depan seperti itu," kata Jokowi menambahkan.
Dia meminta, Bulog harus memikirkan hal ini. Bulog juga harus membeli
seluruh produksi petani. Dia juga mendorong pengusaha untuk membeli
hasil dari petani. "Ke depan Bulog akan menampung seluruh produksi
petani yang tidak mampu diserap pedagang pasar," katanya.
Jokowi
mengatakan, kalau bisa memenuhi stok dengan jumlah tersebut Indonesia
bisa ekspor beras. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan, gudang Bulog
sudah penuh sehingga tidak bisa menampung semua beras dari petani.
"Tidak ada kata bahwa Bulog sudah penuh gudangnya. Harus ada perkiraan
berapa gudang yang harus dipersiapkan," katanya.
Presiden
mencontohkan, Dubai membuat gudang yang sangat besar dengan pendingin
udara yang bagus. Sehingga, untuk masuk ke gudang itu harus menggunakan
jaket tebal. "Bisa menyimpan daging, daging ayam sendiri, daging sapi
sendiri, beras sendiri, sayur, buah."
Dia menginginkan gudang-gudang Bulog seperti itu. Sehingga, semua
hasil produksi petani bisa dibeli oleh Bulog tanpa keluhan keterbatasan
gudang untuk menampung.
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/679708-jokowi-minta-gudang-bulog-dibuat-seperti-di-dubai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar