Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) yakin target pengadaan beras
Perum Bulog sebanyak 3,2 juta ton tahun ini masih bisa dikejar tanpa
perlu impor.
Caranya, Bulog harus lebih gesit dan berani membeli
beras dari para petani di seluruh Indonesia, masih banyak panen padi di
dalam negeri. Kementan memperkirakan di sisa musim panen periode
terakhir, ada potensi 15 juta ton gabah kering giling (GKG) di 6
provinsi setara 9 juta ton beras.
"Kita sudah berusaha sekuat
tenaga (meningkatkan produksi beras). Tergantung Bulog gesit atau nggak.
Mereka harus berani (agar tak perlu impor beras)," kata Dirjen Tanaman
Pangan Kementan Hasil Sembiring, kepada detikFinance usai acara panen raya di Desa Cikarang, Karawang, Minggu (27/9/2015).
Menurut
Hasil, sampai bulan September ini panen padi masih melimpah, bulan ini
saja ada panen 1,2 juta hektar, sehingga masih terbuka kesempatan Bulog
menyerap beras semaksimal mungkin. Namun, panen memang menurun drastis
mulai bulan Oktober nanti.
"Masih ada, sekarang September ini
panen 1,2 juta hektar lagi. Mulai Oktober memang agak turun, sudah
tinggal sekitar 600.000 hektar," ucapnya.
Ia mengakui rata-rata
harga beras di lapangan saat ini memang sudah di atas Harga Pembelian
Pemerintah (HPP) sebesar Rp 7.300/kg. Sehingga, sulit bagi Bulog untuk
mengejar pengadaan dengan menggunakan HPP, lebih baik Bulog
memaksimalkan pengadaan dengan skema komersial.
Menurutnya bila
hanya mengandalkan pengadaan dari PSO (public service obligation/alokasi
subsidi), Bulog sudah tertinggal jauh. Menurutnya, beras komersial
tetap dapat digunakan untuk stok dan penyaluran beras sejahtera
(rastra), tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian dari pemerintah.
"Saya
kira bisa disesuaikan (beras komersial untuk stok). Memang kalau
mengandalkan PSO, mereka (Bulog) sudah lama sekali ketinggalan,"
cetusnya.
Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan bahwa impor beras
perlu segera dilakukan untuk memperkuat stok mereka. Meski stok beras
Bulog sekarang masih 1,7 juta ton, hanya 1,1 juta ton yang merupakan
beras medium dan dapat disalurkan untuk PSO (Public Service Obligation),
600.000 ton sisanya adalah beras premium yang dibeli dengan skema
komersial.
"(Kalau nggak impor) stok beras medium kita 100.000
ton saja nggak sampai, mendekati 50.000 ton sisa stok kita di akhir
tahun," ujar Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti.
http://finance.detik.com/read/2015/09/27/143359/3029037/4/hindari-impor-kementan-dorong-bulog-gesit-beli-beras-petani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar