Presiden Joko Widodo makan siang bersama dengan sekitar 50 pemilik
penggilingan padi, pedagang dan pengusaha beras di Istana Negara,
Jakarta, Senin.
Presiden meminta para pengusaha dan pedagang beras tidak
mempermainkan harga demi mendapat untung besar pada acara makan siang
yang juga dihadiri Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Pertanian
Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Direktur Utama
Bulog Djarot Kusumayakti itu.
"Saya juga mantan pengusaha, ngertilah cara mainnya seperti apa, dan
melakukan apa. Saya dengan (pedagang) di Cipinang (Jakarta) kenal semua,
artinya sudah terbuka. Jangan saling merugikan," kata Presiden.
"Saya ingin petaninya untung, penggilingan juga untung, pedagang beras
untung, pengusaha untung, masyarakat juga diuntungkan. Semua harus pada
posisi ini, tidak hanya diuntungkan satu, yang satu dirugikan," katanya.
Presiden juga mengatakan bahwa dia selalu memantau harga beras harian
agar bisa langsung mengambil tindakan jika terjadi lonjakan harga.
Jokowi mengingatkan bahwa upaya untuk mencapai swasembada pangan harus
didukung oleh semua pihak, termasuk petani, pengusaha pengilingan,
pedagang dan pengusaha beras.
"Sudah sampaikan kepada petani tugasnya adalah berproduksi terus. Bulog
harus membeli semuanya. Tidak ada alasan gudangnya penuh," katanya.
Presiden juga meminta Bulog menyediakan cukup cadangan beras untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan pangan.
"Stok cadangan beras kita itu terlalu kecil dibanding dengan negara
lain. China (Tiongkok) berapa stoknya? 40 juta ton, Filipina 2,5 juta
ton padahal penduduknya 90-an juta," ungkapnya.
Menurut dia, Bulog paling tidak menyiapkan stok beras 10 juta ton lebih.
Presiden yakin Bulog mampu menyiapkan stok sebanyak itu setelah
memiliki cukup gudang untuk menampung beras produksi petani dan impor.
http://www.antarajateng.com/detail/presiden-minta-pedagang-dan-pengusaha-tidak-mempermainkan-harga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar