Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan sudah
menandatangani nota government to government dengan Pakistan terkait
impor beras yang akan dilakukan tahun ini. Impor beras ini rencananya
menjadi persiapan El Nino gelombang kedua tahun ini.
"Saya sudah tanda tangan government to government dengan Pakistan dan
akan mendorong Nota Kesepahaman (MoU) dengan India karena India sudah
menjadi eksportir beras dunia," ujar Tom di Jakarta, Rabu (6/1).
Menurut Tom, Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah melakukan penjajakan
ke Pakistan dan India. Perhitungan pun sudah dilakukan Kementerian
Perekonomian. "Saya belum bisa memastikan tapi masih dalam tahap
perhitungan Bulog dan kantor Kemenko Perekonomian. Kita juga masih dalam
tahap tawar menawar dengan Pakistan dan India," katanya.
Tom mengatakan, impor merupakan salah satu cara menekan inflasi yang
akan terjadi. Sebagai contoh inflasi sepanjang 2015 hanya mencapai 3,35
persen.
"Untuk tahun 2016 rezim kebijakan masih dalam keadaan kondusif untuk
memerangi inflasi. Kami mau berjuang jangan sampai momentum ini hilang.
Tapi tantangannya banyak, El Nino, beras secara regional stok sedang
menipis. Kami akan mencoba mengatasinya."
Direktur Pengadakan Bulog Wahyu mengatakan, sampai saat ini belum ada
perintah melakukan penambahan impor. Namun sudah ada persiapan
pengadaan seperti pengecekan pada negara yang dituju.
"Nota kesepahaman merupakan tahap awal untuk melakukan impor dengan
Pakistan dan India. Tapi belum bisa jadi dasar. Kita sedang melakukan
pengecekan," katanya.
Berbagai tahapan yang dilakukan adalah terkait ketersediaan jumlah
beras yang dibutuhkan Indonesia, kualitas beras Pakistan dan India serta
harga yang akan disepakati. "Kalau stok nasional saat ini masih 1,38
juta ton. Itu cukup untuk empat bulan ke depan. Itu semua berasal dari
beras impor dan produk dalam negeri."
http://www.harnas.co/2016/01/07/bulog-belum-dapat-perintah-impor-beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar