Di awal tahun ini, Perum Bulog mendapat tugas tambahan dari pemerintah
untuk mengimpor gula dan jagung, dalam rangka menjaga stabilitas harga.
Sebanyak 600 ribu ton jagung harus diimpor Bulog hingga Maret, kemudian
200.000 ton gula kristal putih (GKP) harus diimpor sebelum dimulainya
musim giling tebu di April.
Direktur Pengadaan Perum Bulog,
Wahyu, memperkirakan pihaknya membutuhkan pinjaman modal Rp 3,5 triliun
untuk penugasan impor jagung dan gula ini. Masing-masing Rp 1,8 triliun
untuk jagung, dan Rp 1,7 triliun untuk gula.
Jagung akan diimpor
dalam 2 tahap, masing-masing tahap 300 ribu ton. Dengan asumsi harga
jagung impor Rp 3.000/kg, maka butuh modal Rp 900 miliar untuk tiap
tahap impor, Rp 1,8 triliun secara keseluruhan.
"600 ribu ton
jagung, kita impor 2 tahap, masing-masing tahap 300.000 ton. Jadi
300.000 ton dikali Rp 3.000/kg jadi Rp 900 miliar untuk sekali impor,"
papar Wahyu, saat dihubungi detikFinance di Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Lalu
untuk impor gula, dasar asumsinya adalah harga GKP impor Rp
7.500-8.500/kg. Impor dibagi dalam 2 tahap, masing-masing tahap 100.000
ton, maka tiap tahap membutuhkan dana kurang lebih Rp 850 miliar. Total
dana yang dibutuhkan adalah Rp 1,7 triliun.
"Untuk impor 200.000
ton gula, kita impor 2 tahap juga. 100.000 ton dikali Rp 7.500/kg- Rp
8.500/kg, jadi Rp 850 miliar, jadi totalnya Rp 1,7 triliun," ucapnya.
Meski
butuh modal hingga triliunan rupiah, Wahyu mengaku tidak khawatir. Dia
berani memastikan bank-bank BUMN akan memberikan kredit, sebab ini
penugasan dari pemerintah.
"Soal modal, ini kan penugasan, jadi
pasti bank-bank BUMN mendukung kita seperti penugasan-penugasan lainnya.
Saya optimis bank-bank BUMN mendukung, seperti saat penugasan impor
daging sapi beberapa waktu lalu," tuturnya.
Wahyu mengaku tidak
kesulitan mencari pemasok gula dan jagung di luar negeri. Dirinya
menjamin, Bulog bisa mengimpor jagung dan gula dengan mudah. "Penugasan
ini tidak sulit, Bulog sudah ada pengalaman, apalagi gula, terakhir kita
impor pada 2014 lalu. Demikian juga jagung, pemasoknya sudah ada,
tinggal kita hubungi saja," tukas dia.
Dia mengakui, Bulog belum
memiliki infrastruktur untuk menyimpan stok jagung, yaitu silo. Untuk
mengatasi masalah ini, Bulog akan bekerja sama dengan perusahaan swasta
yang biasa mengimpor jagung dan memiliki silo. Bulog akan menyewa
fasilitas itu. "Menyangkut infrastruktur, fasilitas para importir kan
pasti idle, jadi pasti kita kerja sama. Ini lebih efisien daripada kita
harus investasi baru," cetus Wahyu.
Saat ini, Bulog sudah
mendapatkan rekomendasi izin impor dari Kementerian Pertanian. Izin
impor masih diproses di Kementerian Perdagangan. "Penugasan sampai impor
masih proses izin, sudah dapat rekomendasi dari Kementan dan diajukan
ke Kemendag," tutupnya.
http://finance.detik.com/read/2016/01/08/071958/3113435/4/ditugasi-impor-gula-dan-jagung-bulog-butuh-pinjaman-rp-35-t
Tidak ada komentar:
Posting Komentar