Pada tahun ini, Perum Bulog mendapat beberapa penugasan baru dari
pemerintah mengimpor sejumlah komoditas pangan, dalam rangka menjaga
stabilitas harga pangan di dalam negeri.
Penugasan tersebut,
antara lain penunjukan Bulog sebagai importir tunggal jagung sebanyak
600.000 ton sampai Maret 2016, impor gula 200.000 ton hingga Maret 2016,
dan juga daging sapi.
Untuk penugasan impor jagung, saat ini
Bulog sudah mendapatkan rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian
(Kementan). Tinggal menunggu keluarnya izin impor dari Kementerian
Perdagangan (Kemendag). Ditargetkan jagung impor bisa mulai didatangkan
pada Februari 2016.
"Yang sudah direkomendasikan jagung, kita
sedang memproses impor jagung. Mudah-mudahan awal Februari sudah ada
jagung yang diimpor Bulog sendiri. Kami targetkan awal Februari mulai
masuk," kata Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu, kepada detikFinance, di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Izin
impor gula juga sudah diajukan oleh Perum Bulog, namun masih menunggu
persetujuan dari Kemendag. "Kalau gula sedang kami ajukan izinnya,
belum keluar izin. Kami masih menunggu persetujuan izin impor gula dari
Kementerian Perdagangan. Kami mengajukan izin impor gula sampai bulan
Maret, sesuai hasil Rakortas," tuturnya.
Selain jagung dan gula,
Bulog juga meminta perpanjangan izin impor 8.000 ton daging sapi ke
Kemendag. Sebelumnya Bulog mendapat izin impor 10.000 ton daging sapi
pada Oktober 2015, tapi hanya terealisasi 2.000 ton hingga Desember
2015. Kini Bulog meminta izin tersebut diperpanjang agar impor 8.000 ton
daging sapi lagi bisa direalisasikan.
"(Perpanjangan izin impor
daging sapi) Sudah diajukan tapi kami masih menunggu persetujuan
perpanjangan. Kami ajukan untuk sisa 8.000 ton daging sapi," ucap Wahyu.
Diakuinya,
Bulog belum memiliki infrastruktur untuk berbisnis jagung, gula, dan
daging sapi. Tetapi untuk sementara infrastruktur yang dibutuhkan bisa
diperoleh melalui kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta yang
memilikinya.
"Bukan berarti kita nggak punya cold storage kita
nggak bisa jual daging sapi, nggak punya silo nggak bisa jual jagung.
Banyak cold storage dan silo yang bisa kita sewa. Kan nggak harus bikin
sendiri, kerjasama atau kemitraan bisa dilakukan," cetus Wahyu.
Namun,
bila pemerintah menetapkan Bulog menjadi stabilisator jagung, gula, dan
daging sapi secara permanen, maka Bulog perlu sejumlah persiapan agar
dapat mengelola komoditas-komoditas tersebut dalam jangka panjang.
Persiapan
yang dibutuhkan bukan hanya infrastruktur, tapi juga sumber daya
manusia (SDM), organisasi, modal, maupun model bisnis untuk stabilisasi
jagung, gula, dan daging sapi.
"Kalau kita bicara persiapan,
banyak yang harus kita siapkan. Mulai dari infrastruktur, SDM,
permodalan, organisasinya, ini kan sesuatu yang baru. Model bisnisnya
pun harus kami persiapkan agar dapat berjalan dengan baik," tutupnya.
http://finance.detik.com/read/2016/01/19/083211/3121478/4/bulog-minta-izin-impor-jagung-gula-dan-daging-sapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar