Perum Bulog menyiapkan sejumlah strategi untuk mempermulus penyerapan
beras dari dalam negeri untuk tahun ini, di antaranya mengusulkan
penerapan harga pembelian pemerintah (HPP) fleksibilitas. Perusahaan
pelat merah tersebut menargetkan penyerapan beras dari dalam negeri
minimal sebesar 3,9 juta ton tahun ini.
Penyerapan itu dari pengadaan
melalui jalur subsidi (public service obligation/PSO) sebanyak 3,2 juta ton dan jalur komersial 700 ribu ton.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengatakan, untuk mengejar
target penyerapan beras dari dalam negeri, Bulog sedikitnya melakukan
empat hal yang berada dalam kendali BUMN tersebut. Pertama, melakukan
pemetaan potensi panen di seluruh Indonesia. Kedua, melakukan pembinaan
kepada mitra kerja yang saat ini mencapai 3.906 di seluruh Indonesia,
mitra kerja tersebut memproduksi gabah menajdi beras.
Ketiga,
memperbanyak satuan kerja pengadaan gabah di daerah melalui kerja sama
dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) maupun kelompok tani seluruh
Indonesia. "Keempat, Bulog melakukan perbaikan infrastruktur yang ada
serta memperkuat kerja sama sewa infrastruktur dengan pihak ketiga,"
kata dia ketika dikonfirmasi Investor Daily di Jakarta, Minggu (17/1) malam.
Upaya lain yang dilakukan Bulog namun untuk faktor yang berada di
luar kendali BUMN itu, kata Wahyu, adalah mengusulkan penerapan
fleksibilitas HPP sebesar 10-12% kepada pemerintah. Usulan tersebut
telah disampaikan kepada Menko Perekonomian Darmin Nasution dan kini
masih dalam proses pembahasan.
“Faktor di luar kendali lainnya adalah
cuaca, kami berharap cuaca bisa bersahabat sehingga peningkatan produksi
bisa optimal,” kata dia.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/342159-ini-cara-bulog-permulus-penyerapan-beras-petani.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar