Hampir 90% bisnis Perum Bulog adalah menyalurkan beras untuk masyarakat
miskin atau raskin. Total raskin yang disalurkan Bulog mencapai 2,7 juta
ton/tahun.
Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat menyebut pihaknya
memang banyak menyalurkan raskin tetapi bukan berarti memperoleh
keuntungan. Pasalnya, pemerintah masih belum menyetujui permintaan Bulog
untuk memperoleh marjin Rp 300/kg dari penyaluran raskin.
"Kita nggak dapat margin fee.
Kalau Bulog usulkan dapat marjin Rp 300/kg, tapi belum disetujui oleh
pemerintah," kata Lenny saat rapat di Komisi VI DPR di gedung
DPR/MPR/DPD, Jakarta, Senin (26/1/2015).
Seperti diketahui, Bulog
menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 31,95 triliun pada 2015. Dari
pendapatan ini, Bulog ditargetkan hanya mampu mengantongi laba bersih Rp
271 miliar.
Meski 90% bisnis Bulog merupakan tugas negara,
tetapi BUMN ini memakai pendanaan murni melalui pinjaman komersial
perbankan. Akibatnya, kalau terjadi perlambatan pembayaran klaim
penyaluran raskin oleh pemerintah maka Bulog harus menanggung beban
bunga.
"Tahun lalu, kita bayar bunga Rp 351 miliar karena
perlambatan pencairan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)," ungkap
Lenny.
Selama ini, Bulog membeli gabah kering dari petani seharga
Rp 6.600/kg. Kemudian Bulog menjual beras yang sudah diproses seharga
Rp 8.047/kg. Meski ada selisih, Bulog mengklaim sama sekali tidak
memperoleh keuntungan. Keuntungan Bulog hanya didukung oleh bisnis beras
dan produk pangan lain yang non subsidi.
"Beli Rp 6.600/kg, pemerintah ganti Rp 8.047/kg. Selisih Rp 1.447/kg
untuk biaya operasional, pengemasan, distribusi, hingga bayar bunga
bank. Praktis ini hanya break even point (impas)," jelasnya.
Lenny
berpandangan sebaiknya penyaluran beras bersubsidi tidak memakai dana
komersial perbankan. Ia menyambut baik rencana suntikan dana dari
pemerintah senilai Rp 3 triliun untuk tahun ini.
Bulog akan
memakai dana segar tersebut untuk membiayai pengadaan raskin sebanyak
417.000 ton dan tugas penyaluran raskin sebanyak 2,7 juta ton.
Kemudian paling tidak beban biaya bunga bisa dikurangi.
"PMN (Penyertaan Modal Negara) mampu mengurangi beban pinjaman bunga bank Rp 300 miliar per tahun," sebutnya.
http://finance.detik.com/read/2015/01/26/150817/2814175/4/1/bos-bulog-sebut-tidak-dapat-untung-dari-raskin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar