Sabtu, 31 Januari 2015

Di Balik Penimbunan Beras Ada Direksi Lama Bulog

Institute for Strategic Economic Development (INSED) menyayangkan kebijakan Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Lenny Sugihat yang masih mempertahankan Direksi bermasalah, dan terindikasi korupsi. Akibatnya, Perum Bulog diyakini akan terus mengalami kerugian.

"Para Direksi lama ini sumber kekacauan dan kegagalan Perum Bulog dalam 5 Tahunan ini. Indikatornya, evaluasi Perum Bulog belum tuntas, para Direksi Bulog ini malah meminta penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun," ungkap Ketua INSED Tommy Rahadia, dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (31/1/2015).

Bahkan, lanjut Tommy, Direktur pelayanan Publik Perum Bulog, Agusdien Faried, harusnya diperiksa oleh kepolisian, lantaran cadangan beras pemerintah (CBP) yang didapat oleh penimbun yang baru-baru ini digrebek oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) ada kaitan langsung dengan kartel beras yang dikuasai segelintir mafia beras.

"Bukan hanya Agusdin saja yang harus dicopot, tapi juga Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog, Rito Angky Pratomo dan Direktur SDM dan Umum Perum Bulog, Abdul Karim Pati juga harus dicopot. Karena, hanya mereprentasikan kinerja Dirut Lama," tegas Tommy.

Jika Dirut Perum Bulog, Lenny Sugihat, masih mempertahankan para Direksi bermasalah itu, maka, menurut Tommy, menjadi suatu kewajaran kalau ada asumsi publik bahwa Lenny Sugihat bagian dari mafia beras.

"Kalau Lenny Sugihat masih mempertahankan, maka kami mencurigai jangan-jangan bu Lenny adalah bagian dari kartel tersebut. Dan kalau ini yang terjadi, maka Kementrian harus melihat mereka bagian dari mafiasi ini," pungkas Tommy.

Sebagai informasi, selain harus bertanggungjawab terhadap temuan Kementerian Perdagangan terkait penimbunan beras CBP, Direktur pelayanan Publik Perum Bulog, Agusdien Faried juga pernah terkait dengan persoalan sengketa jual beli karung plastik, yang merugikan perusahaan karung plastik PT Edeli Jaya Perkasa sebesar Rp14,1 miliar pada 2011 silam.

http://utama.seruu.com/read/2015/01/31/241678/di-balik-penimbunan-beras-ada-direksi-lama-bulog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar