Pemberian beras miskin (raskin) kepada
masyarakat akan dievaluasi. Sebab program ini harus tepat sasaran dan
berintegrasi dengan program bantuan sosial lain yang diluncurkan
pemerintah.
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani seusai menghadiri acara
Peluncuran Penyaluran Raskin Tingkat Nasional dan Tingkat Jawa Barat,
di Kantor Desa Pasirhalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat,
kemarin. Puan mengungkapkan, peluncuran raskin sepanjang 2015 akan
dilakukan evaluasi per tiga bulan sekali.
Hal itu dilakukan
untuk mengetahui berbagai kendala di lapangan. “Kami akan lakukan
evaluasi bertahap sampai sebelum tahun depan,” ujarnya. Dirinya belum
memastikan apakah raskin akan dihapuskan atau diubah kebijakannya karena
hal itu harus di koordinasikan dengan kementerian lainnya. Selama
raskin disalurkan ke masyarakat, banyak sekali masalah di lapangan.
Akan
tetapi selama raskin yang di salurkan baik, benar, dan diterima oleh
yang berhak, itu masih membantu masyarakat miskin yang berada di
desa-desa. “Selain untuk tetap menjaga stabilitas harga, diharapkan
raskin juga bisa mengurangi angka kemiskinan di Indonesia,” bebernya.
Terkait pengawasan pendistribusian untuk meminimalisasi penyelewengan,
pihaknya bersinergi dengan berbagai pihak.
Termasuk dalam
menjaga kualitas beras yang selama ini sering dikeluhkan masyarakat.
Salah satu perbaikan yang dilakukan, dengan memberikan anggaran ke bulog
untuk memperbaiki gudang serta beras yang diberi barcode agar diketahui
keluar dan masuknya beras ke gudang.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad
Heryawan menyatakan, program raskin nasional merupakan upaya dalam
menciptakan kekuatan dan kedaulatan pangan. Disamping itu ketersediaan
pangan juga bisa dikonsumsi dan bisa terjangkau masyarakat. “Jawa Barat
termasuk salah satu lumbung padi nasional dengan surplus mencapai 3,2
ton beras. Namun belum semua masyarakat Jawa Barat menikmatinya,”
bebernya.
Sementara itu Badan Urusan Logistik (Bulog) menjadi
salah satu Badan Usaha Milik Negara penerima penyertaan modal negara
(PMN) sebesar Rp3 triliun dari total nilai PMN sebesar Rp48 triliun.
Penyertaan modal negara yang dikucurkan pemerintah tersebut bertujuan
agar lembaga penerima PMN berkinerja lebih baik.
“Memang ada
dana PMN dari pemerintah untuk kami, nilainya Rp3 triliun,” ungkap
Direktur Utama Bulog Lenny Sugiharti di Bandung Barat kemarin.
http://www.koran-sindo.com/read/957290/151/program-raskin-bakal-dievaluasi-1422506764
Tidak ada komentar:
Posting Komentar