Kementerian BUMN menginstruksikan
Perum Bulog untuk menstabilkan harga tujuh komoditas pangan, yakni beras,
jagung, kedelai, gula, bawang merah, cabai, dan daging sapi. Pasalnya, selama
ini, perusahaan plat merah tersebut hanya bertugas menstabilkan harga beras.
Melalui upaya tersebut, harga ketujuh komoditas pangan itu diharapkan tetap
bisa menguntungkan petani. Namun di sisi lain tidak membebani masyarakat.
Tugas tersebut mulai
dijalankan dengan ditunjuknya direktur utama Perum Bulog yang baru oleh Menteri
BUMN Rini Soemarno, yakni Lenny Sugihat. Dia menggantikan Budi Purwanto yang
menjabat sebagai Plt Direktur Utama Perum Bulog sejak 24 November 2014 lalu.
Lenny Sugihat yang sebelumnya
Direktur Pengendalian Risiko Kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI), efektif
menjalankan jabatan baru tersebut mulai Jumat (2/1). Rini Soemarno mengatakan,
Lenny mempunyai tantangan berat dalam pengembangan perusahaan itu ke depan.
Pasalnya, perusahaan plat merah itu diharapkan menjadi stabilisator harga bagi
petani dan masyarakat selain tetap harus berupaya memenuhi kewajiban untuk bisa
mendulang keuntungan bisnis.
"Di sinilah dibutuhkan
kepiawaian manajemen. Dalam program mendukung swasembada pangan maka Bulog
harus beli dari petani denga harga memadai, menjaga harga pasar tapi juga tetap
dapat keuntungan yang cukup untuk bisa hidup," kata Rini di kantornya,
Sabtu (3/1).
Rini Soemarno mengungkapkan,
lembaga pangan tersebut juga harus mampu berkomunikasi dengan petani agar bisa
memenuhi kebutuhan mereka akan harga jual produk pertanian yang memadai.
Artinya, Bulog harus bisa membeli produk pertanian dengan harga yang
menguntungkan bagi petani agar ada kepastian produksi.
"Ini yang harus menjadi
tanggung jawab Perum Bulog untuk menghitung itu dan dapat berkomunikasi dengan
petani untuk tahun berapa harga yang memadai itu," ujar Rini. Perum Bulog,
lanjut Rini, juga punya tanggung jawab menjaga kestabilan harga pangan pokok
untuk konsumen. Pemerintah menetapkan ada tujuh pangan pokok yang menjadi prioritas,
yakni beras, jagung, kedelai, gula, bawang merah, cabai, dan daging sapi. Meski
tidak menetapkan target keuntungan perusahaan, Bulog diharapkan bisa tetap
meraih penghasilan yang cukup untuk kelangsungan hidup perusahaan.
"Tidak ada target profit.Tapi,
untuk kelangsungan hidup perusahaan tentu harus punya penghasilan untuk bayar
karyawan, renovasi gudang, atau pengembangan lainnya," kata Rini.
Rini menuturkan, dengan
tantangan yang berat tersebut, Bulog nantinya dimungkinkan atau dimudahkan untuk
bisa mengimpor pangan. Apalagi, tanggung jawabnya adalah menjaga kestabilan
harga bagi masyarakat.
“Kalau ada keharusan atau
masih kekurangan produksi dalam negeri, tentu harus impor. Impor ini didasarkan
atas fungsi Bulog dalam menjadi stabilisator harga pangan bagi masyarakat
selain menjaga harga jual produk dari petani. Bulog punya tanggung jawab
menjaga agar petani bisa tetap dapat harga jual yang memadai. Tapi, pada saat
yang sama juga menjaga harga pangan di masyarakat lebih stabil. Makanya harus diseimbangkan,
bisa impor kalau dibutuhkan, karena kita tidak mau harga tidak stabil,"
jelas Rini.
Sebelumnya, Plt Dirut Perum
Bulog Budi Purwanto menuturkan, saat ini sedang disusun rancangan untuk sebuah
program uji coba. Tujuannya agar Bulog nantinya bisa mendapatkan tugas untuk
menstabilkan harga komoditas lain. "Kita masih pilot project akan
menangani 5 komoditas lain. Sudah berbicara dengan Menteri BUMN Rini
Soemarno," tutur Budi.
Budi menjelaskan, komoditas
tersebut ialah kedelai, jagung, bawang merah dan cabai merah. Budi mengatakan,
Bulog bakal mendapatkan tugas untuk menstabilisasi harga pangan tersebut.
"Misalnya cabai itu kan harganya fluktuatif, naik terus. Kita akan coba
menstabilkan. Kita menentukan di beberapa lokasi dulu yang memang banyak
komoditas itu," tutur Budi.
http://radarpena.com/read/2015/01/04/14460/18/1/Bulog-Diminta-Stabilkan-Lima-Komoditas-Pangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar