Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil memberikan catatan
khusus kepada Perum Bulog agar lebih hati-hati dalam menyalurkan beras
miskin (raskin). Selama 3 bulan pertama di 2015, pemerintah akan
menyalurkan program raskin.
"Masalah kualitas kita minta supaya
Bulog lebih hati-hati dalam memberi beras. Beras raskin itu kualitas
buruk sekali, bau dan tidak dimakan. Nah kita ingatkan kepada Bulog,"
ungkap Sofyan saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Menko Perekonomian,
Jakarta, Rabu (14/01/2015).
Secara keseluruhan program yang
telah dijalankan sejak 2003 ini harus dilakukan beberapa perbaikan
seperti kualitas beras, jumlah beras yang dibagikan, ketepatan waktu
penyaluran beras dan ketepatan jumlah penerima raskin. Hal itu sesuai
dengan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kemudian
masalah lainnya soal pendistribusian dari titik serah ke titik bagi yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah (Pemda) kerap bermasalah.
Menurut Sofyan banyak Pemda yang tidak menyediakan dana pendistribusian,
sehingga akhirnya masyarakat penerima raskin yang terkena dampak karena
menerima dengan jumlah lebih sedikit atau biaya tebus lebih mahal.
"Seharusnya
dapat 15 kg hanya dapat 5 kg atau 5 liter karena Pemda tidak
menyediakan dana yang cukup untuk angkutan. Kita minta Menteri Dalam
Negeri (Mendagri) menertibkan itu," seru Sofyan.
Sofyan juga
meminta Mendagri meningkatkan pengawasan pendistribusian raskin.
Pemerintah dalam waktu dekat belum akan mengubah raskin menjadi uang
elektronik atau e-money. Pelaksanaan e-money kemungkinan paling lambat
akan dilakukan tahun depan.
"Setelah itu baru kita pikirkan apakah raskin kita ubah dengan uang saja. Seperti dana kompensasi kenaikan migas," jelasnya.
http://finance.detik.com/read/2015/01/14/221913/2803697/4/raskin-bau-dan-buruk-menteri-sofyan-bulog-lebih-hati-hati-beri-beras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar