Rabu, 22 Januari 2014

Dengar cerita dirut Bulog, pemda ogah salurkan raskin

Pemerintah daerah mengira bahwa Badan Urusan Logistik (Bulog) memegang anggaran untuk menyalurkan beras rakyat miskin (raskin). Sehingga, banyak pemda yang meminta anggaran tersebut untuk menyalurkan raskin.
Seiring berjalannya waktu, kebanyakan pemda tersebut kemudian membatalkan niatnya untuk menyalurkan raskin sendiri. Pembatalan tersebut setelah mereka mendengarkan penjelasan Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengenai proses pengadaan raskin oleh BUMN tersebut.
"Raskin ada yang menarik. Bupati, terkadang gubernur, itu minta duit raskin diserahkan kepada mereka. Lalu saya ceritakan bahwa untuk pengadaan raskin dari petani, uangnya berasal dari kredit bank dulu. Mereka langsung bilang, 'wah tidak jadi'," ujar Sutarto dalam lokakarya nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Jakarta, Senin (20/1).
Bulog, kata Sutarto, juga tidak disertai jaminan pemerintah ketika mengajukan kredit perbankan untuk pengadaan beras dalam negeri. Pihaknya dituntut untuk menjadi stabilisator harga beras yang bisa berdiri sendiri.
"Bulog sampai hari ini jadi tanda tanya, bisa hidup sendiri dan bisa jadi stabilitator. Bicara bisnis maka bulog harus untung, kalau Bulog tidak untung maka mau makan darimana," katanya.
"Kita tak diberikan margin fee, pertamina diberi dan BUMN pupuk diberi. Bagaimana kita mau investasi?"

http://www.merdeka.com/uang/dengar-cerita-dirut-bulog-pemda-ogah-salurkan-raskin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar