Perjuangan Perum Bulog untuk mendapatkan margin fee dari public service obligation
(PSO) penyaluran raskin masih belum berhasil. Dus, laba usaha tahun
2013 yang semula diprediksi mencapai Rp 1,7 triliun hanya tercapai Rp
466 miliar.
Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan,
keuntungan tersebut terutama didapatkan dari usaha komersial Bulog.
"Keuntungan kami terbebani PSO karena pemerintah tidak bayar biaya
penyusutan seperti gudang dan sebagainya. Kalau pemerintah beri Rp 1,3
triliun saja (dari PSO penyaluran raskin), keuntungan Bulog sampai Rp
1,7 triliun," kata dia pada para wartawan di sela peringatan ulang tahun
Bulog ke-11, hari ini (19/1).
Tambahan laba Rp 1,3 triliun
tersebut, kata Sutarto, dihitung dari total revenue penyaluran 3,4 juta
ton raskin tahun 2013. "Kami salurkan 3,4 juta ton raskin penugasan
pemerintah. Turn over sekitar Rp 25 triliun, dikali 3,5% (margin fee) saja sudah berapa. Wajarnya kan 7%-10%. Kalau 7% sudah Rp 1,75 triliun. Tahun 2013 mestinya untung segitu kalau dapat margin fee," kata Sutarto.
Meski begitu, tahun ini Bulog masih menetapkan target laba dengan menghitung margin fee. "Tahun ini target sekitar Rp 1,3 triliun. Cukup tinggi, tapi sebagian besar dari (proyeksi) margin fee. Menurut undang-undang, kita berhak dapat margin," kata Budi Purwanto, Direktur Keuangan Bulog.
Tahun
ini Bulog berharap bisa mendapatkan margin fee dari penyaluran raskin.
"Tidak jauh beda dengan 2013. Proyeksi kita masih 12 kali (penyaluran).
Penjualan kita masih 90% dari (penyaluran) raskin," imbuh Budi.
http://industri.kontan.co.id/news/laba-bulog-cuma-rp-466-miliar/2014/01/19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar